Jumat, 17 Februari 2012

makalah


FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Disusun dalam rangka memenuhi tugas
Mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam (FPI)
Dosen Pengampu:
DR.H. Mohammad Nu'man, M. Ag

 









Disusun Oleh :
HASAN BASRI
NIM : 11.6.8.0966


PROGRAM PASCA SARJANA
JURUSAN MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA
TAHUN 2011


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang, sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan keharibaan junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW para keluarga dan para sahabat-sahabatnya.
Berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT makalah yang berjudul " Filsafat Pendidikan Islam" ini bisa terselesaikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam pada Program Pascasarjana Jurusan Magister Pendidikan Islam Surabaya Tahun Akademik 2011/2012.
Dengan segala penuh kesadaran, penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih penuh dengan banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga demi perbaikan, penulis masih mengharapkan ada bimbingan, kritik, saran dan pengarahan, baik dari dosen pengampu maupun rekan-rekan seperjuangan.
Dalam kesempatan ini, penulis sampaikan terima kasih kepada :
1.      Bapak DR.H. Mohammad Nu'man, M. Ag
2.      Sahabat-sahabat seperjuangan
Demikianlah, semoga ini bermanfaat pada pembaca pada khususnya dan para pembaca pada umumnya, Amien.

Surabaya, 12 Pebruari 2012
    
                                                             Penulis,



DAFTAR  ISI

Halaman judul                                                                                                 i
Kata Pengantar                                                                                               ii
Daftar isi                                                                                                         iii
BAB I :  PENDAHULUAN
a.    Latar belakang Masalah ……………………………………      01
b.    Rumusan Masalah …………………………………………       02
c.    Tujuan Penulisan …………………………………………..       02
BAB II:  PEMBAHASAN
A.    Pengertian Filsafat Pendidikan Islam …………………………  03
1.      Pengertian Filsafat ………………………………………..   03
2.      Pengertian Pendidikan Islam …………………………….    03
3.      Pengertian Filsafat Pendidikan Islam ……………………    06
B.     Objek Filsafat pendidikan Islam …………………………….     10
C.     Sistematika Filsafat pendidikan islam ……………………….    10

BAB III : PENUTUP
a. Kesimpulan …………………………………………………..       12
b. Saran ………………………………………………………….     12

 DAFTAR PUSTAKA




B A B  I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah

            Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga “belajar” tetapi lebih ditentukan oleh instinknya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.  Setiap orang memiliki filsafat walaupun ia mungkin tidak sadar akan hal tersebut. Kita semua mempunyai ide-ide tentang benda-benda, tentang sejarah, arti kehidupan, mati, Tuhan, benar atau salah, keindahan atau kejelekan dan sebagainya.
            Filsafat yang dianut dalam pendidikan Islam berdasarkan ajaran Islam. Pendidikan Islam berusaha dan selanjutnya melandaskan filsafat pendidikannya atas prinsip-prinsip filsafat yang diyakini dan dianutnya. Filsafat pendidikan Islam membincangkan filsafat yang berisi perenungan-perenungan mengenai apa sesungguhnya pendidikan Islam itu dan bagaimana usaha-usaha pendidikan dilaksanakan agar berhasil sesuai dengan hukum-hukum Islam.
 filsafat pendidikan Islam akan dapat menentukan arah pemikiran dan implementasi pendidikan Islam di antara filsafat-filsafat pendidikan lainnya. Di samping itu, sebagai sebuah disiplin ilmu maka filsafat pendidikan Islam dapat pula menentukan sikapnya dari permasalahan-permasalahan seputar alam. Sikap ini pada akhirnya akan melahirkan berbagai prinsip yang dapat dijadikan sebagai landasan filosofis dalam menentukan tujuan, metode, kurikulum, dan berbagai komponen lainnya dalam pendidikan Islam.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dan luasnya cakupan filsafat pendidikan Islam, maka masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah :
1.      Apakah Pengertian Filsafat pendidikan Islam ?
2.      Apakah Objek Filsafat Pendidikan Islam?
3.      Bagaimanakah sistematika Filsafat Pendidikan Islam ?

C.      Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan pada makalah ini adalah :
1.        Untuk mengetahui pengertian filsafat pendidikan islam.
2.        Untuk mengetahui Objek Filsafat pendidikan islam
3.        Untuk mengetahui sistematika Filsafat pendidikan islam










B A B  II
P E M B A H A S A N
A.      Pengerian Filsafat pendidikan Islam
1.         Pengertian Filsafat
            Kata "Filsafat" berasal dari bahasa Inggris dan bahasa Yunani. Dalam bahasa Inggris, yaitu filosophy, sedangkan dalam bahasa yunani philein atau philos artinya cinta dan sofein,sophi atau Sophia artinya kebijaksanaan. Dengan demikian, filsafat dapat diartikan cinta kebijaksanaan. Kata kebijaksanaan dalam bahasa arab diistilahkan dengan al-hikmah. Oleh karena itu, falsafah adalah al hikmah.[1]
            Filsafat dapat diartikan sebagai pola berpikir dengan cirri-ciri tertentu, yakni kritis, sistematis, logis, kontemplatif, radikal, dan spekulatif. Filsafat merupakan semacam kritik penuh estetik yang tidak pernah mau membatasi diri. Bahkan terkadang penuh dengan pemikiran destruktif sekaligus rekonstruktif. Pendefinisian ini menggambarkan kesejatian filsafat yang tidak memuaskan dirinya sendiri, melainkan menantang dialektika yang tidak berujung pangkal. Oleh karena itu, dalam setiap pengembaraan filsafat akan ditemukan berbagai pandangan yang tingkat deferensiasinya sangat tinggi dan luas. Tidak ada kata "pasti" . semuanya serba "mungkin" dan kemungkinan filosofisnya serba pasti sebagaimana kepastiannya yang serba mungkin.[2]
2.         Pengertian Pendidikan Islam
Dalam khazanah pendidikan islam terdapat sejumlah istilah yang merujuk langsung pada pengertian pendidikan dan pengajaran seperti tarbiyah, ta'dib, ta'lim, tabyin dan tadris.[3] Abdurrahman an Nahlawi sebagaimana dikutip oleh Ahmad Tafsir merumuskan bahwa pendidikan itu diambil dari kata Tarbiyah, Dari segi bahasa kata at tarbiyah berasal dari tiga kata, yaitu: pertama, kata raba yarbu (ربا  يربوا ) yang berarti bertambah, bertumbuh. Kedua kata rabiya yarba (ربي يربى ) yang berarti menjadi besar, ketiga dari kata rabba yarubbu (رب يرب) yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga, memelihara.[4].
Ar Raghib al Asfihani dalam mu'jamul alfadz al qur'an sebagaimana dikutip oleh DR. H maksum mengatakan :
الرب فى الاصل التربية وهي انشاء شيئ حالا فحالا الى حد التمام
Kata Rabb asalnya adalah at tarbiyah yaitu membangun tahap demi tahap hingga sempurna.
Dengan penjelasan yang sama Al Baidawi dalam kitab tafsirnya, Anwar al tanzil wa asrar al Ta'wil mengatakan,
الرب فى الاصل بمعنى التربية وهي تبليغ لشيئ الى كماله شيئا فشيئا
Kata ar rab aslinya bermakna al tarbiyah, yaitu menghantarkan sesuatu hingga derajat kesempurnaannya, tahap demi tahap.
Umar Yusuf Hamzah dengan mendasarka pada kajian diatas menyimpulkan bahwa al Tarbiyah mempunyai unsur-unsur pokok sebagai berikut:
1.      Memelihara fitrah anak dan memantapkannya dengan penuh perhatian
2.      Menumbuhkan aneka ragam bakat anak dan kesiapannya,
3.      Mengarahkan fitrah dan bakat anak menuju yang lebih baik dan mengupayakan kesempurnaannya,
4.      Melakukan itu semua secara bertahap.
Pendidikan lebih dari pada pengajaran, yang terakhir ini dapat dikatakan sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, bukan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Dengan demikian pengajaran lebih berorientasi pada pembentukan "tukang-tukang" atau spesialis yang terkurung dalam ruang spesialisasinya yang sempit karena itu perhatian dan minatnya lebih bersifat tekhnis.[5]
Perbedaan pendidikan dengan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik disamping transfer ilmu dan keahlian. Ki Hajar Dewantara sebagaimana dikutip oleh Prof Dr.Azyumardi Azra menyatakan bahwa pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin) pikiran (intelek) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.
M. Yusuf al Qardawi memberikan pengertian bahwa ; pendidikan islam adalah pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya; rohani dan jasmaninya; akhlak dan keterampilannya.
Sementara itu hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai islam yang diseleraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.
 Senada dengan diatas Ahmad D. Marimba, menyebutkan bahwa; pendidikan islam adalah bimbingan jasmani dan rohani menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam.[6]
Berdasarkan rumusannya ini, Marimba menyebutkan ada lima unsur utama dalam pendidikan, yaitu: (1) Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan, pimpinan atau pertolongan yang dilakukan secara sadar; (2) Ada pendidik, pembimbing atau penolong; (3) Ada yang di didik atau si terdidik; dan (4) Adanya dasar dan tujuan dalam bimbingan tersebut, dan. 5) Dalam usaha tentu ada alat-alat yang dipergunakan.
Endang Saifuddin  Anshari mendefinisikan lebih teknis lagi bahwa pendidikan islam adalah "proses bimbingan  (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi dan sebagainya) dan raga obyek didik dengan bahan-bahan teori materi tertentu, pada jangka waktu tertentu dengan metode tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada kearah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran islam.[7]
Dari semua pengertian diatas terlihat penekanan pendidikan islam pada "bimbingan", bukan "pengajaran" yang mengandung konotasi otoritatif pihak pelaksana pendidikan, katakanlah guru. Dengan bimbingan sesuai dengan ajaran-ajaran islam, maka anak didik mempunyai ruang gerak yang cukup luas untuk mengaktualisasikan segala potensi yang dimilkkinya. Disini sang guru lebih berfungsi sebagai "fasilitator" atau penunjuk jalan kearah penggalian potensi anak didik. Dengan demikian guru bukanlah segala-galanya,sehingga cenderung menganggap anak didik bukan apa-apa, selain manusia yang kosong yang perlu diisi. Dengan kerangka dasar pengertian ini maka guru menghormati anak didik sebagai individu yang memilki berbagai potensi. Dari kerangka pengertian dan hubungan antara pendidik dengan anak didik semacam ini, dapat pula sekaligus dihindari, apa yang disebut " banking concept" dalam pendidikan yang banyak dikritik dewasa ini.[8]
3.         Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
            Dikalangan para ahli filsafat pendidikan islam pada umumnya, seperti broudy menyatakan bahwa filsafat pendidikan dipandang sebagai pembahasan yang sistematis tentang masalah-masalah pendidikan pada tingkatan filosofis, yaitu menyelidiki suatu persoalan pendidikan hingga direduksi ke dalam pokok persoalan metafisika, epistemology,etika, logika, estetika maupun kombinasi dari semuanya itu.[9]
Filsafat pendidikan Islam membincangkan filsafat tentang pendidikan  bercorak Islam yang berisi perenungan-perenungan mengenai apa sesungguhnya pendidikan Islam itu dan bagaimana usaha-usaha pendidikan dilaksanakan agar berhasil sesuai dengan hukum-hukum Islam.
Di kalangan para ulama' yang memilki perhatian terhadap filsafat pendidikan islam, seperti al Syaibani menyatakan bahwa : "falsafah pendidikan tidak lain ialah pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan". Ia juga mengutip pendapat al Njihi yang menyatakan bahwa "falsafah pendidikan, yaitu aktivitas  pikiran yang teratur yang menjadikan falsafah itu sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan". Karena itu ia menyebut filosof pendidikan sebagai seseorang yang menggunakan gaya falsafah dalam bidang pendidikan.[10]
Disisi lain Langgulung seebagaimana dikutif oleh Muhaimin mengemukakan bahwa filsafat pendidikan adalah sejumlah prinsip, kepercayaan dan premis yang diambil dari ajaran islam atau sesuai dengan semangatnya dan mempunyai kepentingan terapan dan bimbingan dalam bidang pendidikan.
Pernyataan Langgulung tersebut agaknya dapat dipertemukan dengan pendapat-pendapat sebelumnya, karena untuk membangun sejumlah prinsip, kepercayaan dan premis tersebut yang kemudian dapat dijadikan sebagai pedoman atau bimbingan dalam bidang pendidikan islam, diperlukan sistem berpikir filsafat atau kaidah-kaidah falsafah.[11]
Jika dikaitkan dengan pengertian-pengertian pendidikan islam sebagaimana uraian terdahulu, maka filsafat pendidikan islam dapat berarti : (1) filsafat pendidikan menurut islam atau filsafat pendidikan yang islami, yakni filsafat pendidikan yang dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai islam atau yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu al-qur'an dan as-sunah; (2) filsafat yang bergerak dalam lapangan pendidikan keislaman atau pendidikan agama islam; dan (3) filsafat pendidikan dalam islam, atau proses aplikasi ide-ide filsafat terhadap masalah-masalah pendidikan islam yang berlangsung dan berkembang dalam sejarah pendidikan islam.[12]
Dengan demikian, apa yang membedakan antara filsafat pendidikan islam dengan filsafat pendidikan lainnya lebih terletak pada pangkal tolaknya. Filsafat pendidikan islam bertolak dari ajaran dan nilai-nilai islam, atau menurut Maarif sebagaimana dikutip oleh muhaimin berangkat dari cita-cita al-qur'an serta perlunya kegiatan pendidikan di bumi yang berorientasi ke langit (orientasi transcendental) atau menurut Karim dan Rahardjo bertolak dari tauhid, dan menurut mastuhu berangkat dari filsafat pendidikan theocentric. Tafsir sebagaimana dikutip oleh Muhaimin juga menyimpulkan bahwa filsafat yang tepat digunakan sebagai landasan dalam pengembangan ilmu pendidikan islam ialah: (1) filsafat yang mampu mengakomodir pendapat bahwa sumber pengetahuan adalah Allah, dan teori-teori ilmu pendidikan islam tidak boleh bertentangan dengan wahyu; dan (2) filsafat yang mampu mengintegrasikan pengetahuan (termasuk ilmu) dengan wahyu.[13]
Al-Syaibany bahkan mensyaratkan filsafat pendidikan islam yang hendak dibina pada masyarakat islam sebagai berikut: (1) dalam segala prinsip, kepercayaan dan kandungannya sesuai dengan ruh (spirit) Islam; (2) berkaitan dengan realitas masyarakat dan kebudayaan serta sistem sosial, ekonomi, dan politiknya; (3) bersifat terbuka terhadap segala pengalaman yang baik (hikmah); (4) pembinaannya berdasarkan pengkajian yang mendalam dengan memperhatikan aspek-aspek yang melingkungi; (5) bersifat universal dengan standar keilmuan; (6) selektif, dipilih yang penting dan sesuai dengan ruh agama Islam; (7) bebas dari pertentangan dan persanggahan antara prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasarnya; (8) ia harus bersifat realistik dan tidak terlalu idealistik; dan (9) ia harus bersifat dinamis-fleksibel.[14]
Olehg karena itu  ada beberapa kriteria yang membedakan antara Filsafat Pendidikan Islam dan Barat, yaitu:  a) Filsafat pendidikan Islam berdasarkan pada wahyu, sedangkan filsafat pendidikan Barat berpijak pada humanistik mumi dan filsafat pendidikan profan yang mengandalkan rasionalisasi. b) Filsafat pendidikan Islam berusaha mengembangkan pandangan integral antara yang profan dan yang sakral, sedangkan filsafat pendidikan Barat hanya mengembang­kan aspek profan (duniawi) saja. c) Filsafat pendidikan Islam memerhatikan dan mengem­bangkan semua aspek kepribadian manusia, mulai dari hati hingga akal, sedangkan filsafat pendidikan Barat hanya memerhatikan akal saja. d) Ide-ide dan gagasan dalam filsafat pendidikan Islam, selain bersifat teoretik, juga bersifat realistik dan dapat diwujudkan dalam bentuk tingkah laku. Adapun ide-ide dan gagasan dalam filsafat pendidikan Barat sulit ditransformasikan dalam bentuk action (tindakan), apalagi dijadikan sebagai pandangan hidup ( way of life ).[15]
Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa filsafat pendidikan islam merupakan sistem berpikir filsafati yang diterapkan dalam memecahkan persoalan pendidikan islam dan sekaligus sebagai normatif atau preskriptif, dalam arti filsafat pendidikan islam memberikan arah, pedoman dan resep bagi pelaksanaan pendidikan islam yang tepat. Karena itu, walaupun pengembangannya bersifat terbuka, realistis, dinamis dan fleksibel, tetapi sejumlah prinsip, kepercayaan dan premis-premisnya harus sesuai dengan semangat atau ruh ajaran islam.
 Filsafat Pendidikan Islam itu merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al Qur’an dan al Hadist sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof Muslim, sebagai sumber sekunder. Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam secara singkat dapat dikatakan adalah filsafat pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau filsafat pendidikan yang dijiwai oleh ajaran Islam, jadi ia bukan filsafat yang bercorak liberal, bebas, tanpa batas etika sebagaimana dijumpai dalam pemikiran filsafat pada umumnya.
B.       Objek Filsafat Pendidikan Islam
Objek kajian filsafat pendidikan Islam, menurut Abdul Munir Mulkhan, dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu obyek material dan obyek  formal. Obyek material filsafat pendidikan Islam adalah bahan dasar yang dikaji dan dianalisis, sementara obyek formalnya adalah cara pendekatan atau sudut pandang terhadap bahan dasar tersebut. Dengan demikian, obyek material filsafat pendidikan Islam adalah segala hal yang berkaitan dengan usaha manusia secara sadar untuk menciptakan kondisi yang memberi peluang berkembangnya kecerdasan, pengetahuan dan kepribadian atau akhlak peserta didik melalui pendidikan. Sedangkan obyek formalnya adalah aspek khusus daripada usaha manusia secara sadar yaitu penciptaan kondisi yang memberi peluang pengembangan kecerdasan, pengetahuan dan kepribadian  sehingga peserta didik memiliki kemampuan untuk menjalani dan menyelesaikan permasalahan hidupnya dengan menempatkan Islam sebagai hudan dan furqan. Sebagaimana dinyatakan Arifin, bahwa filsafat pendidikan Islam merupakan ilmu yang ekstensinya masih dalam kondisi permulaan perkembangan sebagai disiplin keilmuan pendidikan. Demikian pula sistematikanya, filsafat pendidikan Islam masih dalam proses penataan yang akan menjadi kompas bagi teorisasi pendidikan Islam.[16]

C.      Sistematika Filsafat Pendidikan Islam

Ada beberapa persoalan yang dibahas secara sistematis dalam filsafat pendidikan Islam, yaitu:
1.         Pengertian filsafat, objek, metode dan hubungan antara filsafat dan pendidikan.
2.         Pengertian, objek, metode dan kegunaan filsafat pendidikan Islam.
3.         Problem filosofik pendidikan Islam.
4.         Kepribadian muslim dan cara pembentukannya.
5.         Perkembangan filsafat pendidikan Islam.
6.         Aliran-Aliran Filsafat pendidikan Islam
7.         Problematika dan Pembaharuan pendidikan Islam.
BAB III

P E N U T U P
A. Kesimpulan
1.      - Filsafat pendidikan Islam adalah pemikiran rasional, kritis, sistematis, radikal, dan universal untuk memperoleh pengetahuan tentang hakikat pendidikan Islam
-          Filsafat pendidikan Islam adalah filsafat pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau filsafat pendidikan yang dijiwai oleh ajaran Islam, jadi ia bukan filsafat yang bercorak liberal, bebas, tanpa batas etika sebagaimana dijumpai dalam pemikiran filsafat pada umumnya.
2.      Objek kajian filsafat pendidikan Islam, dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu obyek material dan obyek  formal.
3.      Beberapa hal yang dibahas dalam sistematika filsafat pendidikan islam, yaitu :
1.         Pengertian filsafat, objek, metode dan hubungan antara filsafat dan pendidikan.
2.         Pengertian, objek, metode dan kegunaan filsafat pendidikan Islam.
3.         Problem filosofik pendidikan Islam.
4.         Kepribadian muslim dan cara pembentukannya.
5.         Perkembangan filsafat pendidikan Islam.
6.         Aliran-Aliran Filsafat pendidikan Islam
7.         Problematika dan Pembaharuan pendidikan Islam..

B.       Saran

a). Untuk guru/calon guru sebaiknya mendalami bidang ini dengan baik agar dapat menggunakannya dalam pengembangan tugas di lembaga masing-masing.
b). Saran dan masukan sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini


[1] Hasan Basri, Filsafat Pendidikan islam, Pustaka setia , Bandung , 2009, hlm 9
[2] Ibid
[3] Maksum, Madrasah sejarah dan perkembangannya,Logos, 1999,h 11

[4] Ahmad tafsir, Ilmu pendidikan dalam presfektif islam, Rosda karya, Bandung, 1992,hlm:  29
[5] Azyumardi Azra. Pendidikan Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 2002, hlm:  3
[6] Ibd  hlm   4-6
[7] ibd
[8] Ibid   hlm  7
[9] Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2005 hlm:65
[10] Ibid hlm 69
[11] Ibid hlm 70
[12] Ibid
[13] Ibid  hlm  71
[14] Ibid hlm 72
[16] Ibid,